Minggu, 26 Juli 2009

Siapa yang tak kenal dengan Kabupaten Jombang

Siapa yang tak kenal dengan Kabupaten Jombang. kabupaten yang memiliki khas dengan istilah Jombang-ang. Ada bahasa Jombangan, ada pakaian Jombangan, ada makanan Jombangan. Dan yang tak kalah penting di kota yang berjuluk Kota Santri ini, lahir beberapa tokoh Nasional maupun Internasional. Selain tokoh-tokoh itu, di Jombang ini, lahir Organisasi Masyarakat terbesar di Indonesia yaitu Nahdlhotul Ulama (NU). Yang diprakarsai oleh Hadrotus Syaikh KH Hasyim ‘Asy’ary.
Jombangku memang Cantik, diwarnai dengan 6 pondok pesantren besar-nya. Ada Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso kecamatan Peterongan, kemudian Pondok Pesantren Maba’ul Ma’arif Denanyar kecamatan Jombang. Selanjutnya Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Kecamatan Jombang dan Pondok Pesantren Tebu Ireng Cukir kecamatan Diwek. Ke-empat pondok pesantren itu merupakan basis dari kaum Nahdhliyin. Dua berikutnya, yaitu Pondok Pesantren Maj’mal Bahrain Ploso kecamatan Ploso merupakan pondok pesantren Sidiqiyah dan Pondok Pesantren Gading Mangu kecamatan Perak yang merupakan basis dari LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia).
Memang Cantik Jombangku, dengan kehadiran Pondok-pondok tersebut secara tidak langsung mewarnai setiap kultur masyarakat yang ada di Kabupaten Jombang, yang bisa dikenal masyarakat yang Agamis. Konon, banyak yang menafsirkan kata “Jombang” merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa “ijo” dan “abang”. Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di kabupaten Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
Cantik Jombangku, Dengan kehidupan masyarakat Jombang-nya, kultur masyarakatnya merupakan kultur masyarakat yang unik. Bagaimana tidak, bermacam-macam ras dapat hidup di kota santri ini dengan rukun dan damai. Biarpun ada sedikit gesekan, akan tetapi tetapi tetap dalam batas-batas kewajaran. Malahan, jika tidak ada saling bergesekan maka tidak ada dinamika dalam kehidupan.
Kian cantik Jombangku, dengan hiasan Ludruk-nya. Konon ludruk merupakan kesenian yang lahir di Jombang. Sepakat atau Tidak, ludruk ini adalah asli dari Jombang. akan tetapi banyak yang mengklaim bahwa Ludruk lahir ditempat lain. Tapi di Ludruk inilah tercermin watak dan Logat wong njombang dalam pentas teater rakyat. Jika tidak sepakat, bisa dilihat, setiap group ludruk yang ada di Kota lain pasti ada wong njombang yang ikut di Group tersebut. Ada beberapa pendapat, jika suatu grup Ludruk tanpa kehadiran orang Jombang Asli, maka ludruk itu akan terasa Hambar, bagai sayur tanpa garam. Banyak pula seniman-seniman yang besar karena Ludruk. Sebut saja Almarhum Asmuni, Cak Slamet, Cak Durasim.
Bertambah Cantik Jombangku dengan aneka Wisata yang sudah tergali dan belum tergali. Banyak wisata yang ada di kota santri. Wisata alam, salah satunya adalah Wanawisata Sumberboto. Merupakan wana wisata binaan dari Perhutani yang banyak dikunjungi wisatawan lokal. Suasana dingin dan asri penuh dengan pepohonan, terdapat pula kolam renang. Terletak di Desa Grobogan, Kecamatan Mojowarno.
Ditambah lagi dengan Wisata Agro Perkebunan Panglungan-nya. Kawasan perkebunan dengan topografi pegunungan yang berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam ini berfungsi sebagai daerah resapan air dan kawasan konservasi lahan. Saat ini Panglungan tengah dikembangkan sebagai agrowisata dengan tanaman utama kakao, cengkeh, melinjo, dan kopi.
Kemudian Cantik Jombangku, dengan hiasan Air Terjun Tretes-nya. Air terjun dengan ketinggian 158 meter, dan terletak di ketinggian 1250 meter di atas permukaan air laut. Terletak di Dusun Tretes, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam. Goa Sigolo-golo. Terletak di Dusun Kranten, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam. Kedung Cinet. Merupakan wisata alami pegunungan yang sangat mempesona. Aliran sungai yang jernih dan menawan dilintasi oleh “jembatan goyang”. Terdapat di Desa Klitih, Kecamatan Plandaan.
Bertambah Cantik Jombangku dengan Sendang Made-nya. Kawasan ini terletak didesa Made, Kecamatan Kudu. Di kawasan ini terdapat peninggalan sejarah petilasan Raja Airlangga. Selain Sendang Made di sekitarnya terdapat sendang-sendang lain yang lebih kecil, Diantaranya Sendang Payung, Sendang Padusan, Sendang Drajat, Sendang Sinden dan Sendang Omben.
Ada lagi yang menambah Cantik Jombangku dengan Tirta Wisata-nya. Tempat wisata lokal ini, terdapat balekambang, kolam pancing, kolam renang dan lapangan tenis. Tempat ini sering diselenggarakan berbagai konser, baik artis regional hingga artis ibukota. Terletak di tepi jalan raya Jombang-Surabaya, Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan.
Selanjutnya ada lagi, Makam K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wachid Hasyim. K.H. Hasyim Asy’ari merupakan pendiri Ponpes Tebuireng (Jombang), salah satu pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. Puteranya, K.H. Wachid Hasyim adalah Menteri Agama RI pertama yang juga anggota BPUPKI termuda dan salah satu penandatangan Piagam Jakarta. Dua makam pahlawan nasional ini terletak di kompleks Ponpes Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek.
Cantik Jombangku dengan hadirnya wisata religius, Makam Sayid Sulaiman. Sayid Sulaiman merupakan salah satu penyebar Islam di kawasan Jombang pada era pasca runtuhnya Majapahit. Pada malam Jum’at Legi, makam ini banyak dikunjungi peziarah. Terletak di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung. Makam Gunung Kuncung. Terletak di lereng gunung, di Desa Wonorejo, Kecamatan Wonosalam; yakni di perbatasan dengan Kabupaten Kediri. Makam Pangeran Benowo. Makam ini terletak di Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam.
Adalagi, kecantikan Jombangku dengan Pengajian Padang Mbulan-nya. Merupakan pengajian rutin yang digelar pada setiap malam bulan purnama. Pengajian ini dirintis oleh budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Diadakan di halaman depan asal rumah Cak Nun di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito.
Kelenteng Hong San Kiong. Terletak di desa Gudo, Jombang. Selain dikenal sebagai tempat ibadah Tridarma (Agama Taoisme, Budha, dan Konghucu) juga sebagai tempat berobat. Menariknya yang datang untuk berobat juga banyak yang dari kalangan pribumi. Setiap menjelang Tahun Baru Imlek, kelenteng ini mengadakan acara hajatan yang cukup meriah, seperti Wayang Potehi maupun Pagelaran Barongsay.
Gereja Mojowarno. Gereja Mojowarno merupakan gereja tertua di kawasan, serta dulunya pernah menjadi pusat salah satu aliran Kristen Protestan pada jaman Belanda. Setiap setahun sekali, gereja ini mengadakan upacara kebetan dan unduh-unduh, yang sarat akan kultur lokal.
Candi Ngrimbi. Candi ini dulunya merupakan pintu gerbang sebelah selatan Kerajaan Majapahit. Terletak di Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Letaknya sangat strategis karena berada di tepi jalan utama Mojoagung-Wonosalam.
Masih banyak kecantikan – kecantikan Jombangku yang belum tergali. Eksplorasi terhadap kecantikan Jombang memang sangat perlu dilakukan. Termasuk Jombangku, belum tahu kapan hari jadinya. Jangan sampai Jombangku iri dengan kabupaten lain yang mengetahui hari jadinya, sebagai identitas budaya bagi warganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar